
Cirebon, 5 Mei 2025 — Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Provinsi Jawa Barat mengadakan pelatihan bertema “Biorisk Principle & Practices” selama dua hari di Kota Cirebon. Kegiatan ini diselenggarakan di kantor BKPM yang berlokasi di Jl. Satria No. 95, Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi, dan menghadirkan narasumber utama dari Kementerian Kesehatan RI, Wanny Basuki, PhD.
Pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dan teknisi laboratorium dalam mengenali dan mengelola risiko biologis yang mungkin timbul saat bekerja di lingkungan laboratorium, terutama yang berkaitan dengan penyakit infeksius dan patogen berisiko tinggi.
Pada hari pertama, pelatihan diawali dengan sambutan dari Kepala BKPM, dilanjutkan pre-test untuk mengukur pengetahuan dasar peserta. Materi-materi awal mencakup prinsip dasar biorisiko, containment, serta keselamatan umum di laboratorium. Peserta juga diberikan pemahaman mendalam tentang klasifikasi mikroorganisme berdasarkan kelompok risiko serta penyusunan Prosedur Operasional Standar (SOP).
Sesi siang berfokus pada risiko bioaerosol dan infeksi yang diperoleh di laboratorium, pemilihan dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), serta pengenalan kabinet keselamatan biologis (Biological Safety Cabinet) melalui pemutaran video. Hari pertama ditutup dengan kegiatan kelompok untuk latihan penilaian risiko.
Pada hari kedua, peserta mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka terkait penilaian risiko serta praktik langsung di BSL-2+, kemudian melanjutkan sesi tentang peran Biosafety Officer (BSO) dan Institutional Biosafety Committee (IBC), serta manajemen limbah laboratorium. Narasumber juga memberikan panduan tanggap darurat termasuk praktik penanganan tumpahan zat berbahaya.
Materi hari kedua mencakup pengiriman bahan infeksius, keselamatan bahan kimia, dan diakhiri dengan pemutaran film edukatif bertajuk “Working in Laboratory”. Sesi ditutup dengan evaluasi, sesi tanya jawab, dan post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman peserta.
Wanny Basuki, PhD dari Kementerian Kesehatan RI menyampaikan pentingnya pelatihan ini sebagai langkah preventif dalam mencegah insiden laboratorium yang berpotensi membahayakan kesehatan tenaga medis dan masyarakat. "Penerapan prinsip biosafety yang benar dapat meminimalkan risiko dan meningkatkan keandalan hasil laboratorium," ungkapnya.
Kegiatan ini mendapatkan respons positif dari para peserta, yang mengapresiasi penyampaian materi yang aplikatif dan demonstrasi langsung di lapangan.
Penulis: Jafar Siddik