Hero section image background

Morning Report RS Paru Provinsi Jawa Barat: "Krisis Hiperglikemia"

Rabu, 14 Mei 2025

Berita

37

Postingan ini dilihat

1

Postingan ini dibagikan

Poster post Morning Report RS Paru Provinsi Jawa Barat: "Krisis Hiperglikemia"

Cirebon, 14 Mei 2025 — Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat kembali menggelar kegiatan Morning Report rutin yang bertujuan untuk memperbarui pengetahuan klinis serta meningkatkan mutu pelayanan medis. Kegiatan ini dipimpin oleh dr. Ali Manfaluthi Ahmad, Sp.GK, selaku Ketua Komite Medik RS Paru Provinsi Jawa Barat, dan dihadiri oleh para dokter sejawat.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh dr. Dian Andajani, MH.Kes, Kepala Seksi Pelayanan Medis, yang memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan kegiatan ilmiah berkala bagi tenaga medis di lingkungan rumah sakit.

Sebagai narasumber utama, hadir dr. Stella Ilone, Sp.PD, K-E.M.D, FINASIM, seorang dokter spesialis penyakit dalam yang telah berpengalaman dalam penanganan kasus metabolik dan endokrin, khususnya diabetes mellitus. Beliau menyampaikan materi dengan topik "Krisis Hiperglikemia", membahas secara komprehensif mengenai komplikasi akut dari diabetes mellitus yang sering kali berujung fatal apabila tidak ditangani dengan segera dan tepat.

Poin-Poin Penting dalam Pemaparan:

  1. The Legacy Effect of Diabetes: Menekankan pentingnya kontrol gula darah sejak awal untuk menurunkan risiko komplikasi jangka panjang, bahkan setelah kontrol glukosa tidak lagi optimal.
  2. Kontribusi FPG dan PPG terhadap HbA1c: Disampaikan bahwa glukosa darah puasa (FPG) dan postprandial (PPG) keduanya berkontribusi pada peningkatan kadar HbA1c. Strategi terapi harus menyasar keduanya secara bersamaan untuk mencapai target kontrol glikemik.
  3. Patofisiologi dan Penanganan Krisis Hiperglikemia (DKA & HHS): DKA (Diabetic Ketoacidosis) dan HHS (Hyperosmolar Hyperglycemic State) memiliki perbedaan mendasar, namun keduanya melibatkan defisiensi insulin. Pemaparan protokol tata laksana berdasarkan pedoman PERKENI, termasuk rehidrasi, pemberian insulin, monitoring ketat, serta koreksi elektrolit.

 

Seluruh peserta memberikan respons positif dan aktif dalam diskusi yang berlangsung, mengangkat berbagai kasus klinis nyata serta pendekatan praktis dalam tata laksana krisis hiperglikemia di lapangan.

Kegiatan ini menjadi momen penting untuk menyegarkan kembali wawasan klinis, sekaligus memperkuat kolaborasi antar tenaga medis dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien dengan komplikasi akut diabetes.

 

Penulis: Jafar